tugas 3_MAJOR ART DAN MINOR ART



MAJOR ART DAN MINOR ART
Apa itu MAJOR ART adn MINOR ART????
     Seperti yang kita ketahui, Indonesia meiliki wilayah yang sangat luas yang terbentang dari sabang sampai merauke. Selian itu, indonesia memiliki banyak pulau atau dikenal dengan sebutan seribu pulau yang menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman suku, seni,  budaya,  bahasa dan lain sebagainya. Namun keanekaragaman seni dan budaya dari masing-masing daerah tersebut memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, sehingga hal tersebut memancing wisatawan untuk mengunjunginya. Membahas masalah seni tidak akan ada habisnya, contoh kecilnya kita mengenal beberapa bidang seni, diantaranya : seni lukis, patung, kriya yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: kriya kayu, kriya logam, dan kriya keramik, tekstil, grafis, dan masih banyak yang lainnya.
Dilihat secara mengkhusus, dari bidang-bidang seni tersebut ternyata digolongkan menjadi dua, yaitu :
ü       MAJOR ART
     hasil karya seni yang sudah sejak lama memiliki kepopuleran dan mendapat apresiasi dari masyarakat banyak (publik).
ü       MINOR ART
        hasil karya seni yang kurang mendapat apresiasi dari masyarakat banyak atau pengakuan publik. 

     Dari pengertian diatas, sudah kita ketahui bersama bahwa seni lukis dengan berbagai alirannya adalah seni yang tergolong MAJOR ART. Seni lukis memiliki kepopuleran yang cukup tinggi dari dulu sampai sekarang. Di jurusan Pendidikan Seni Rupa UNDIKSHA tahun 2014 sebagian besar mahasiswa mengambil TA (Tugas Akhir) Lukis. Selain itu banyak juga anggapan dari masyarakat awam bahwa seorang seniman atau mahasiswa dari jurusan seni rupa pasti pintar menggambar atau melukis. Namun perlu kita ketahui bahwa orang yang bergelut di bidang seni bisa disebut sebagai seniman dan mahasiswa yang mengambil jurusan seni rupa tidak semua ahli atau mahir dalam melukis tetapi mereka memiliki keahlian di bidang-bidang seni yang lainnya.
Seni lainnya yang tergolong MINOR ART salah satunya adalah kriya kayu, tekstil, patung, dan lain sebagainya. Namun tanpa kita sadari kenyataannya dilapangan bahwa yang tergolong MINOR ART keberadaannya paling dekat dengan kita dan sering kita manfaatkan dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya kita selalu menggunakan meja untuk belajar, kursi untuk duduk, dalam seni lukis kita juga memanfaatkan kayu untuk membuat span, bingkai, pakaian, kain-kain dan lain sebagainya. Serta yang saya amati MINOR ART lebih cenderung menonjolkan kekhasan budaya daerah dimana suatu karya tersebut dilahirkan, karena kebanyakan dari mereka memasarkan produknya kepada turis – turis asing yang tentu saja akan lebih tertarik kepada motif dan gaya etnik yang kita miliki. Selain itu hasil karya seni orang desa cenderung dihargai lebih murah dibanding hasil karya seni orang kota. Namun belum tentu hasil karya seni orang kota lebih bagus dibandingkan hasil karya seni orang desa karena orang desa dalam proses berkarya cenderung dengan perasaan yang tulus dan tidak tergesa-gesa sehingga menghasilkan karya yang maksimal. 
     Membahas tentang seni kriya kayu dan karya orang desa, kebetulan ayah dan seorang paman saya bergelut dibidang tersebut, saya akan membahas sedikit tentang hal tersebut.
Ayah saya bernama Made Pastika dulunya bernama Made Wijana dan paman saya Bernama Nyoman Suta Wijaya. Mereka berdua bergelut dan mencari nafkah dibidang seni kriya kayu.  Tentu saja dalam berkarya mereka tidak sendirian, dalam karyanya mereka cenderung membuat ukiran antik. Bidang yang diukir biasanya pintu, bale, meja dan lain sebagainya. Motif ukirannya biasanya menggunakan motif ukiran bali khas buleleng atau bali utara, misalnya motif don sumangka, bun-bunan, bunga dan lain sebagainya. Kiri khas dari karya mereka adalah ukiran-ukiran tersebut yang dibuat baru kemudian diantik dengan proses yang cukup panjang sehingga menghasilkan karya yang memiliki kesan lama atau kuno. Mereka mejual karyanya ke artshoop atau galery yang ada di gianyar dan ubud. Kadang mereka dapat orderan untuk membuat barang yang sudah ada yang usianya benar-benar tua kemudian mereka menirunya sepersis mungkin. Hasil karya tersebut dihargai cukup rendah dibandingkan galery yang menjualnya sampai berlipat ganda. Hal tersebut membuat orang yang bergelut bidang seni di desa kehidupannya berkecukupan, karena dalam benaknya jika dijual dengan harga tinggi seperti harga di artshop atau di galery maka barangnya tidak mau di beli dan mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu mereka terpaksa menjual dengan harga cukup murah. Namun mudah-mudahan kedepan hal tersebut tidak terjadi dan karya orang desa juga dihargai. 

Berikut adalah beberapa karya seni yang dihasilkan oleh bapak dan paman saya








1 komentar:

Unknown

10 Juli 2019 pukul 17.57
Permalink this comment

1

mengatakan...

itu yang pintu nomor 4 dari gambar atas atau yang paling bawah dijual?

Posting Komentar