PAKEM
DALAM SENI RUPA
Sejak kecil sebenarnya kita sudah mengenal pakem tetapi istilah itu
masing asing ditelinga kita. Namun kalau kita berbicara tentang adat istiadat,
aturan, dan tradisi kita pasti mengetahuinya. Dalam kehidupan manusia ada
sebuah aturan yang di sepakati bersama untuk membatasi suatu tindakan, gerak,
langkah dan cara pada setiap kegiatan manusia. Aturan-aturan inilah yang
disebut dengan pakem atau dengan kata lain pakem itu merupakan kebiasaan yang
bersifat turun temurun, sehingga dapat dikatakan sebagai sebuah aturan yang
sudah ada. Namun tidak satu pakem berlaku untuk semua daerah tapi ada banyak
pakem yang berlaku di daerahnya masing-masing jadi setiap daerah memiliki pakem
atau aturan yang berbeda-beda. Pakem sama halnya dengan bahasa yaitu praktis
dan terkait dalam kehidupan sehari-hari.
Pada umumnya pakem berfungsi untuk
mempertahankan dan melestarikan kebudayaan beserta norma-norma yang sudah ada
sejak dahulu kala agar tidak punah. Namun seiring dengan
berjalannya waktu dan pengaruh globalisasi sehingga kita kadang harus menerima perubahan
dan agak sulit untuk menentukan apakah perubahan-perubahan
pakem yang terjadi saat ini dapat dikatakan wajar terjadi atau tidak, misalnya
dahulu kalau kita melihat perempuan mempunyai tattoo pasti banyak yang heran
dan mengira kalau perempuan itu nakal namun seiring berjalannya waktu banyak
perempuat yang berminat dengan tattoo, ada yang berpendapat bahwa tattoo itu
seni yang dituangkan pada tubuh mereka. Selain itu pengaruh dari orang-orang
asing yang memiliki tattoo dan sekarang kita sudah terbiasa melihat hal-hal itu
dan wajar-wajar saja melihat perempuan memiliki tattoo. Contoh lain misalkan
kalau kita menonton berita di televisi. Biasanya berita televisi kita di
Indonesia banyak meliput berita tentang pembunuhan, kecelakaan, atau tindak
kriminal lainnya, saking seringnya kita menonton berita tentang hal itu maka
kita akan merasa bahwa itu biasa saja dan tidak ada rasa takut lagi. Anehya
lagi acara di televisi yang menampilkan video-video rekaman tentang orang
terpeleset, jatuh dari pohon, bahkan ada yang kecelakaan serius dan penonton
jadi tertawa melihat kejadian itu. Mungkin kebanyakan orang menganggap itu lucu tetapi kalau kita cermati secara
mendalam hal itu sangat serius kalau terjadi di kehidupan nyata terutama
generasi muda kita. Coba banyangkan kalau kita duduk di pinggir jalan kemudian
ada orang kecelakaan didepan kita, mungkin kita akan tertawa melihat hal itu,
terus dimana rasa kita sebagai manusia. Kemungkinan kalau itu terjadi,maka
manusia akan tidak memiliki perasaan lagi, rasa takut, rasa perihatin, dan lain
sebagainya
Selain dalam kehidupan masyarakat di
dunia keseni rupaan juga ada pakemnya, misalnya dibidang lukisan salah satunya
lukisan wayang khususnya di Bali. Kalau kita sembahyang ke Pura kadang kita
melihat lukisan wayang. Biasanya lukisan wayang terdapat di pelinggih, bale
lantang, langit-langit pelinggih, langit-langit bale gong dan lain sebagainya. Orang-orang
dulu biasanya melukis wayang diatas kain dan ada juga diatas papan yang di
sambung sehingga membentuk bidang yang cukup besar sesuai dengan kebutuhannya.
Kuas yang digunakannya biasanya terbuat dari bambu, dan warnanya menggunakan
pewarna dari bahan alami, misalnya warna kuning dari kunyit, warna putih dari
tulang, warna merah dari darah ada juga bahan pewarna merah berbentuk serbuk
namanya kencu dan jarang ditemukan sekarang. Namun setelah perkembangan
teknologi dan pengaruh dari orang barat dengan berbagai teknik dan berbagai
alirannya juga muncul berbagai bahan dan alat-alat lukis yang semakin modern.
Seperti yang sekarang kita kenal banyak merek-merek alat dan bahan yang
digunakan untuk melukis dengan kualitas dan harga yang berbeda. Selain itu
dengan alat yang semakin modern ini diiringi dengan cara menggunakannya yang
praktis membuat orang-orang lebih memilih menggunakan cat tersebut. Seiring
berjalannya waktu cat-cat yang dibuat dengan cara tradisional semakin
menghilang dan kita generasi muda menjadi tidak tahu bagaimana cara membuatnya.
Mungkin kalau kita bertanya kepada orang yang lebih tua dari kita mereka juga
tidak tahu persis karena mereka tidak bertanya kepada nenek moyangnya.
Tidak hanya di bidang lukis wayang,
di bidang ragam hias juga terjadi hal seperti itu. Misalnya dalam pembuatan
bangunan di Bali terutama di Pura-pua banyak menggunakan motif ragam hias bali.
Jaman sekarang banyak yang bisa membuat ukiran yang bagus bahkan pahatannya
lebih dalam sehingga ukirannya lebih muncul. Orang-orang yang membuatnya usianya muda-muda namun lemahnya mereka kurang
mengetahui apa nama karang yang dibuatnya. Selain itu kadang penempatannya
kurang pas, dan mereka orang-orang yang kurang tahu tentang ragam hias maka
mereka melihatnya jadi wajar-wajar saja. Mestinya kita harus rajin bertanya kepada
orang yang lebih mampu untuk menambah wawasan kita. Jika kita sudah mengetahui
yang benar maka kita akan berjalan kejalan yang benar juga dan jika ada orang
yang bertanya, maka kita akan bisa memberikan jawaban yang benar. Misalnya
seperti gambar dibawah ini.
![]() | |||||
Gambar no.1 Patra Punggel |
Gambar no.1 Ini adalah gambar karang yang kita
kenal dengan nama patra punggel. Patra punggel ini memiliki beberapa bagian dan
memiliki nama. Pada gambar tersebut ditunjukkan pada no.1 bernama batun poh
atau bahasa indonesianya batu mangga, no.2 namanya ampas nangka, no3 bernama
kuping celeng atau bahasa indonesianya daun telinga babi, dan no.4 disebut
util. Ciri khas dari patra punggel yaitu lemuh atau gerakannya luwes, nyambung
dari satu sisi ke sisi lain, alurnya senada dan seirama seperti gelombang yang
indah.
![]() | |
Gambar no.2 Patra Godegan |
Sedangkan pada gambar no.2 ini adalah karang godegan.
Karang godegan hampir mirip dengan patra punggel, namun bentuknya lebih
sederhana dan arah pergerakannya dari bawah ke atas. Selain itu bentuknya dari
ukuran yang kecil ke yang lebig besar sehingga timbul seperti efek gradasi.
Godegan ini bisanya di tempatkan
diujung-ujung gendeng. Manun seiring berjalannya waktu karang godegan banyak
dibuat seperti patra punggel. Jadi kita menjadi bingung mengelompokkannya
karang tersebut termasuk atau digolongkan karang patra punggel apa godegan. Contoh seperti gambar no.3 dibawah ini.
![]() |
Gambar no.3 |
Pada intinya pakem itu merupakan
suatu pegangan yang kemudian diubah oleh manusia namun kadang ada beberapa
orang yang perotes dengan perubahan yang terjadi, tetapi setelah berjalan dan
itu terasa nyaan maka hal itu akan terasa biasa dan wajar saja. Jadi perubahan
itu ada, tetapi awal perubahannya kadang akan ditentang.
0 komentar:
Posting Komentar