tugas 4_PAKEM DALAM SENI RUPA




PAKEM DALAM SENI RUPA
         
Sejak kecil sebenarnya kita sudah mengenal pakem tetapi istilah itu masing asing ditelinga kita. Namun kalau kita berbicara tentang adat istiadat, aturan, dan tradisi kita pasti mengetahuinya. Dalam kehidupan manusia ada sebuah aturan yang di sepakati bersama untuk membatasi suatu tindakan, gerak, langkah dan cara pada setiap kegiatan manusia. Aturan-aturan inilah yang disebut dengan pakem atau dengan kata lain pakem itu merupakan kebiasaan yang bersifat turun temurun, sehingga dapat dikatakan sebagai sebuah aturan yang sudah ada. Namun tidak satu pakem berlaku untuk semua daerah tapi ada banyak pakem yang berlaku di daerahnya masing-masing jadi setiap daerah memiliki pakem atau aturan yang berbeda-beda. Pakem sama halnya dengan bahasa yaitu praktis dan terkait dalam kehidupan sehari-hari.
Pada umumnya pakem berfungsi untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan beserta norma-norma yang sudah ada sejak dahulu kala agar tidak punah. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan pengaruh globalisasi sehingga kita kadang harus menerima perubahan dan agak sulit untuk menentukan apakah perubahan-perubahan pakem yang terjadi saat ini dapat dikatakan wajar terjadi atau tidak, misalnya dahulu kalau kita melihat perempuan mempunyai tattoo pasti banyak yang heran dan mengira kalau perempuan itu nakal namun seiring berjalannya waktu banyak perempuat yang berminat dengan tattoo, ada yang berpendapat bahwa tattoo itu seni yang dituangkan pada tubuh mereka. Selain itu pengaruh dari orang-orang asing yang memiliki tattoo dan sekarang kita sudah terbiasa melihat hal-hal itu dan wajar-wajar saja melihat perempuan memiliki tattoo. Contoh lain misalkan kalau kita menonton berita di televisi. Biasanya berita televisi kita di Indonesia banyak meliput berita tentang pembunuhan, kecelakaan, atau tindak kriminal lainnya, saking seringnya kita menonton berita tentang hal itu maka kita akan merasa bahwa itu biasa saja dan tidak ada rasa takut lagi. Anehya lagi acara di televisi yang menampilkan video-video rekaman tentang orang terpeleset, jatuh dari pohon, bahkan ada yang kecelakaan serius dan penonton jadi tertawa melihat kejadian itu. Mungkin kebanyakan orang menganggap  itu lucu tetapi kalau kita cermati secara mendalam hal itu sangat serius kalau terjadi di kehidupan nyata terutama generasi muda kita. Coba banyangkan kalau kita duduk di pinggir jalan kemudian ada orang kecelakaan didepan kita, mungkin kita akan tertawa melihat hal itu, terus dimana rasa kita sebagai manusia. Kemungkinan kalau itu terjadi,maka manusia akan tidak memiliki perasaan lagi, rasa takut, rasa perihatin, dan lain sebagainya
Selain dalam kehidupan masyarakat di dunia keseni rupaan juga ada pakemnya, misalnya dibidang lukisan salah satunya lukisan wayang khususnya di Bali. Kalau kita sembahyang ke Pura kadang kita melihat lukisan wayang. Biasanya lukisan wayang terdapat di pelinggih, bale lantang, langit-langit pelinggih, langit-langit bale gong dan lain sebagainya. Orang-orang dulu biasanya melukis wayang diatas kain dan ada juga diatas papan yang di sambung sehingga membentuk bidang yang cukup besar sesuai dengan kebutuhannya. Kuas yang digunakannya biasanya terbuat dari bambu, dan warnanya menggunakan pewarna dari bahan alami, misalnya warna kuning dari kunyit, warna putih dari tulang, warna merah dari darah ada juga bahan pewarna merah berbentuk serbuk namanya kencu dan jarang ditemukan sekarang. Namun setelah perkembangan teknologi dan pengaruh dari orang barat dengan berbagai teknik dan berbagai alirannya juga muncul berbagai bahan dan alat-alat lukis yang semakin modern. Seperti yang sekarang kita kenal banyak merek-merek alat dan bahan yang digunakan untuk melukis dengan kualitas dan harga yang berbeda. Selain itu dengan alat yang semakin modern ini diiringi dengan cara menggunakannya yang praktis membuat orang-orang lebih memilih menggunakan cat tersebut. Seiring berjalannya waktu cat-cat yang dibuat dengan cara tradisional semakin menghilang dan kita generasi muda menjadi tidak tahu bagaimana cara membuatnya. Mungkin kalau kita bertanya kepada orang yang lebih tua dari kita mereka juga tidak tahu persis karena mereka tidak bertanya kepada nenek moyangnya. 
Tidak hanya di bidang lukis wayang, di bidang ragam hias juga terjadi hal seperti itu. Misalnya dalam pembuatan bangunan di Bali terutama di Pura-pua banyak menggunakan motif ragam hias bali. Jaman sekarang banyak yang bisa membuat ukiran yang bagus bahkan pahatannya lebih dalam sehingga ukirannya lebih muncul. Orang-orang yang membuatnya  usianya muda-muda namun lemahnya mereka kurang mengetahui apa nama karang yang dibuatnya. Selain itu kadang penempatannya kurang pas, dan mereka orang-orang yang kurang tahu tentang ragam hias maka mereka melihatnya jadi wajar-wajar saja. Mestinya kita harus rajin bertanya kepada orang yang lebih mampu untuk menambah wawasan kita. Jika kita sudah mengetahui yang benar maka kita akan berjalan kejalan yang benar juga dan jika ada orang yang bertanya, maka kita akan bisa memberikan jawaban yang benar. Misalnya seperti gambar dibawah ini. 

Gambar no.1 Patra Punggel








Gambar no.1 Ini adalah gambar karang yang kita kenal dengan nama patra punggel. Patra punggel ini memiliki beberapa bagian dan memiliki nama. Pada gambar tersebut ditunjukkan pada no.1 bernama batun poh atau bahasa indonesianya batu mangga, no.2 namanya ampas nangka, no3 bernama kuping celeng atau bahasa indonesianya daun telinga babi, dan no.4 disebut util. Ciri khas dari patra punggel yaitu lemuh atau gerakannya luwes, nyambung dari satu sisi ke sisi lain, alurnya senada dan seirama seperti gelombang yang indah.

Gambar no.2 Patra Godegan


Sedangkan pada gambar no.2 ini adalah karang godegan. Karang godegan hampir mirip dengan patra punggel, namun bentuknya lebih sederhana dan arah pergerakannya dari bawah ke atas. Selain itu bentuknya dari ukuran yang kecil ke yang lebig besar sehingga timbul seperti efek gradasi. 

Godegan ini bisanya di tempatkan diujung-ujung gendeng. Manun seiring berjalannya waktu karang godegan banyak dibuat seperti patra punggel. Jadi kita menjadi bingung mengelompokkannya karang tersebut termasuk atau digolongkan karang patra punggel apa godegan. Contoh seperti gambar no.3 dibawah ini.

Gambar no.3

Pada intinya pakem itu merupakan suatu pegangan yang kemudian diubah oleh manusia namun kadang ada beberapa orang yang perotes dengan perubahan yang terjadi, tetapi setelah berjalan dan itu terasa nyaan maka hal itu akan terasa biasa dan wajar saja. Jadi perubahan itu ada, tetapi awal perubahannya kadang akan ditentang.  

 





0 komentar:

Posting Komentar