Pertumbuhan dan Perkembangan
Di dalam seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam
kandungan sampai meninggal di dalamnya terjadi perubahan-perubahan baik fisik
maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan
dan perkembangan dalam dirinya.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang
senantiasa digunakan secara bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan
tetapi saling bergantung satu dengan lainnya bahkan bisa dibedakan untuk
maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara
kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang
menggunakan istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua
proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung
satu sama lain. Kedua proses ini tidak bias dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang
secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk
maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Dalam hal ini, kedua proses tersebut memiliki
tahapan-tahapan, diantaranya tahap secara moral dan spiritual. Karena
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan tersebut
memiliki kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas, maka
kita menguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas baik dari segi teori
sampai kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkan.
Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan
sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan
jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut
peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman(E.B hurloch),
bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek
fisik dan psikhis atau perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang
proses perkembangan individu mulai dari masa konsepsi samppai mati. Secara umum
konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner pada tahun 1957 (Sunarto, dkk,
1994: 31) yang menjelaskan bahwa "perkembangan sejalan dengan prinsip
orthogenetis, berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi
sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat
secara bertahap".
Dapat dikatakan konsep perkembangan itu mengandung unsur
keseluruhan (totalitas) dan berkesinambungan yang berlangsung secara
bertahap. Selanjutnya Libert, Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31)
merumuskan arti perkembangan yaitu: "perkembangan adalah proses perubahan
dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan
interaksi dengan lingkungan". Selain itu perkembangan proses perubahan
akibat dari pengalaman. Istilah perkembangan dapat mencerminkan sifat-sifat
yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak. Perubahan-perubahan
meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan dimaksud dapat
dikategorikan menjadi empat yaitu:
1. Perubahan dalam ukuran
2. Perubahan dalam perbandingan
3. Berubah untuk mengganti hal-hal yang
lama
4. Berubah untuk memperoleh hal-hal
yang baru
Soesilo Windradini (1995: 2) menyatakan bahwa perkembangan
individu tidak berlangsung secara otomatis, tetapi perkembangan tersebut sangat
bergantung pada beberapa faktor, yaitu:
1. Heriditas
2. Lingkungan
3. Kematangan fisik dan psikis
4. Aktivitas anak sebagai subyek bebas
yang berkemauan, dalam arti anak bisa mengadakan seleksi, bisa menolak dan
menyetujui serta mempunyai emosi.
Perubahan-perubahan baik fisiologis maupun psikologis tidak
semua orang menyadarinya, kecuali terjadinya perubahan itu secara mendadak,
cepat, dan mempengaruhi pola kehidupan mereka. Suatu bukti hampir semua orang
takjub terhadap masa pubertas, pertumbuhan melonjak dari akhir masa kanak-kanak
ke awal masa remaja. Sama halnya dengan usia lanjut ketika proses penuaan
terus berlangsung seseorang telah menyadari bahwa kesehatan mulai
“berkurang” dan pikiran mulai “mundur”sehingga perlu ada penyesuaian baru
terhadap perubahan dalam pola kehidupan mereka.
Beberapa pendapat para ahli mengenai pertumbuhan dan
perkembangan diantaranya adalah:
a. Seifert dan Hoffnung mengartikan
perkembangan sebagai “long -term changes in a person’s growth, feelings,
pattents of thinking, sosial relationship and motor skills.”
b. C.P. Chaplin mengartikan pertumbuhan
sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh
atau organisme sebagai suatu keseluruhan.
c. A.E. Sinolungan mengartikan
pertumbuhan menunjuk pada kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur,
seperti panjang atau berat tubuh.
d. Ahmad Thonthowi mengartikan
pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai
akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
e. Reni Akbar Hawadi (2001),
“perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari
potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan
ciri-ciri yang baru.
f. F.J. Monks menyatakan perkembangan
adalah suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat
diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan
tidak dapat diputar kembali.
Dari beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat
atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangakn perkembangan
menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi
berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu
berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan
perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati
adanya pertumbuhan.
Pentingnya
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan
memperoleh beberapa keuntungan, diantaranya :
1. Kita akan mempunyai ekspestasi yang
nyata tentang anak dan ramaja. Dari psikologi perkembangan akan diketahui pada
umur berapa anak mulai berbicara dan mulai mampu berfikir abstrak.
Hal-hal itu merupakan gambaran umum yang terjadi pada kebanyakan anak,
disamping itu akan diketahui pula pada umur beberapa anak tertentu yang akan
memperoleh keterampilan prilaku pada emosi khsusus.
2. Pengetahuan tentang psikologi
perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada
prilaku tertentu dari seorang anak. Bila seorang anak dari Taman
Kanak-kanak tidak mau sekolah lagi karena diganggu temannya, apa yang harus
dilakukan oleh guru dan orang tuanya? Bila anak selalu ingin merebut mainan
dari temannya apakah dibiarkan saja? Psikologi perkembangan akan membantu
menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukan sumber-sumber jawaban
serta pola- pola anak mengenai pikiran, perasaan dan prilakunya.
3. Pengetahuan tentang
perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari
perkembanganyang normal.
4. Dengan mempelajari perkembangan anak
akan membantu memahami diri sendiri.
Berikut ini adalah beberapa hal yang mendasari pentingnya
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
1.
Masa
Perkembangan Yang Cepat
Pada anak terjadi
pertumbuhan-pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan perubahan-perubahan yang
dialami spesies lain. Perubahan fisik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat
dari pada tahun-tahun berikutnya.Hal yang sama terjadi juga pada perubahan yang
menyangkut interaksi social, perolehan dan penggunaan bahasa, kemampuan
mengingat serta berbagai fungsi lainnya.
2.
Pengaruh
Yang Lama
Alasan lainnya mengapa mempelajari
anak ialah bahwa peristiwa- peristiwa dan pengalaman-pengalaman pada
tahun-tahun awal menunjukan pengaruh yang lama dan kuat terhadap
perkembangan individu pada masa-masa berikutnya. Kebanyakan ahli teori psikologi
berpendapat bahwa apa yang terjadi hari ini sangant banyak ditentukan oleh
perkembangan kita sebagai anak.
3.
Proses
Yang Kompleks
Sebagai peneliti yang mencoba
memahami prilaku orang dewasa yang kompleks, berpendapat bahwa mengkaji tentang
bagaimana prilaku itu pada saat masih sederhana akan sangat berguna.
Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan
dapat dimengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang
sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang digunakan mengikuti
aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu dan bagaimana
menggunakan adalah sulit. Suatu pendekatan terhadap masalah ini adalah dengan
mempelajari proses kemampuan berbahasa. Anak membentuk kaliamat yang hanya
terdiri atas satu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan
yang diajarkan oleh orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama tersebut para
peneliti bahasa bertambah wawasannya tentang mekanisme cara berbicara orang
dewasa yang lebih kompleks.
4.
Nilai
yang diterapkan
Penelitian tentang tahap awal
perkembangan sosial secara relevan berkaitan dengan orang tua tentang
perannya dalam kehidupan sehari-hari, percobaan tentang strategi
pemecahan masalah pada anak akan memberikan informasi berharga tentang metode belajar
yang baik. Hasil penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara
langsung atau tidal dapat mempengaruhi pada pola pendidikan atau
pengajaran.
5.
Masalah
yang menarik
Anak merupakan makhluk yang
mengagumkan dan penuh teka teki serta menarik untuk dikaji. Kemudahan anak umur
dua tahun untuk mempelajari bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk bermain
dengan temannya merupakan dua hal dari karakteristik anak yang sedang
berkembang. Misalnya banyak hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak yang
merupakan misteri yang menarik. Dalam hal ini ilmu pengetahuan lebih
banyak menjumpai peretanyaan-pertanyaan dari pada jawabannya.
Aspek-aspek Pertumbuhan dan
Perkembangan Peserta didik
Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh
keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang
diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh
keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku
yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya temperamen,
kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari
faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).
Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor genetik? Menurut
Santrok (1992), banyak aspek yang dipengaruhi faktor genetik. Para ahli
genetik menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti tentang
variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan
dan temperamen merupakan aspek-aspek yang paling banyak ditelaah yang dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.
a.
Pertumbuhan
Fisik
Pertumbuhan manusia merupkan
perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi
sejak manusia belum lahir hingga ia dewasa. Masa sebelum lahir merupakan
pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu
merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf
yang membentuk sistem yang lengkap. Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir
merupakan kelanjutan pertumbuhan sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik
manusia berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun pertama dalam
pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga
dari panjang badan semula dan berat badannya akan bertambah menjadi sekitar
tiga kalinya. Sejak lahir hingga dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran
badan manusia, dari pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal
terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir atau prenatal) samapi dengan
proporsi yang ideal dimasa dewasa. Pertumbuhan fisik, baik secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi prilaku anak sehari-hari. Secara
langsung pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam
bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan
memepengaruhi bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana
ia memandang orang lain.
b.
Kecerdasan
(Intelek) Intelek merupakan kata lain pikir ,berkembang sejalan dengan
pertumbuhan syarat otak. Karena piker pada dasarnya menunjukkan fungsi
otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain
kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu
menunjukkan fungsinya secara baik. Adapun tahap-tahap perkembangan kognitif menurut
Piaget yaitu sebagai berikut :
·
Tahap
pertama : Masa sensori motor (0.00-2.50 th)
Yaitu
masa ketika bayi mempergunaan system penginderaan dan aktivitas motorik untuk
mengenal lingkungannya.
·
Tahap
Kedua : Masa pra-operasional (2.00-7.00 th)
Ciri
khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan symbol yang mewakili sesuatu
yang tidak ada.
·
Tahap
ketiga : Msa konkrit operasional (7.00-11.00 th)
Anak
mulai mengembangkan tiga macam opersi berpikir, yaitu :
ü Identifikasi : mengenali sesuatu.
ü Negasi mengingkari sesuatu.
ü Reprokasi mencari hubungan timbale
balik antara beberapa hal.
·
Tahap
keempat : masa operasional (11.00-dewasa)
Pada
tahap ini seseorang bis memperkirakan apa yang mungkin terjadi ia dapat
menngambil kesimpulan dari suatu pernyataan yang telah di tentukan.
c. Temperamen (Emosi)
Temperamen adalah gaya/perilaku karakteristik individu dalam
merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen
bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan
mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi
lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian lagi tidak
demikian. Sebagian bayi merespons orang lain dengan hangat, sebagian lagi
pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukan
temperamen seseorang.
Perbedaan Individu Peserta Didik
Makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut
Lindgren (1980) menyangkut variasi yang
terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
Dari pembahasan yang berhubungan dengan individu terdapat
dua fakta yang menonjol yaitu : Semua dari manusia mempunyai kesamaan dalam
pola perkembangannya. Warisan manusia secara biologis dan sosial tiap-tiap
individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Garry 1963 dalam buku Perkembangan Peserta Didik karya
Sunarto dan B. Agung Hartono mengategorikan perbedaan individual ke dalam
bidang-bidang berikut:
ü Perbedaan fisik, tingkat dan berat
badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
ü Perbedaan sosial termasuk status
ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
ü Perbedaan kepribadian termasuk
watak, motif, minat, dan sikap.
ü Perbedaan inteligensi dan kemampuan
dasar.
ü Perbedaan kecakapan atau kepandaian
di sekolah.
Jenis perbedaan lainnya meliputi
1.
Perbedaan
kognitif
Kemampuan kognitif merupakan
kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
tehnologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau
penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang
diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan
itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.
2.
Perbedaan
kecakapan bahasa
Bahasa merupakan salah satu
kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu
dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang
untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat
yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi
oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik (organ bicara).
3.
Perbedaan
kecakapan motorik Kecakapan motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan
kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh
syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.
4.
Perbedaan
Latar Belakang Perbedaaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing
dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu
untuk menguasai bahan.
5.
Perbedaan
bakat Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan
tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan
pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, manakala
lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada
rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.
6.
Perbedaan
kesiapan belajar Perbedaan latar belakang, yang meliputi perbedaan
sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak.
Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat
kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.
Faktor-faktor
yang Berpengaruh pada Perkembangan Peserta Didik
1.
Faktor
Internal
a. Kondisi Fisik
Faktor fisik merupakan
faktor bilogis individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh
kedua orangtuanya. Pada masa pembentukan sel-sel tubuh, banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kondisi janin
disamping keunikan yang telah ada pada
kedua orangtuanya.
b. Kondisi
Psikis
Kondisi fisik dan
psikis inidvidu sangat berkaitan. Ranah perkembangan individu menyangkut
aspek fisik, intelektual yaitu kognitif dan bahasa,
emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang yang
tidak sempurna atau cacat juga berkaitan
dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun ketidakmampuan intelektual
dapat disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau mengalami
retardasi mental.
2. Faktor
Eksternal
a. Lingkungan
Fisik
Lingkungan ini mencakup
kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, senitasi atau kebersihan
lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya dan kepadatan
hunian. Semua kondisi ini sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat
menjalankan proses kehidupannya.
b. Lingkungan
Non Fisik
Faktor non fisik
meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan dan
masyarakat. Beberapa faktor yang berkenaan
dengan faktor non fisik seperti
stimulasi motivasi dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang
dari orangtua.
Berdasarkan
pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut
:
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga
diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau
keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaan
global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi,
artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
antara lain: pertumbuhan fisik, kecerdasan, temperamen (emosi), sosial, bahasa,
bakat khusus, sikap nilai dan moral, interaksi keturunan dan lingkungan dalam
perkembangan. Fase-fase pertumbuhan dan perkembangan yang dialami manusia
antara lain: fase pra natal, fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase kanak-kanak
tengah dan akhir, fase remaja, fase awal dewasa, fase pertengahan dewasa, fase
akhir dewasa.
Sumber
http://www.academia.edu/9154676/makalah_perkembangan_peserta_didik (diakses pada hari Kamis, 15
Oktober 2015, pukul 01.44 wita)
0 komentar:
Posting Komentar