JABATAN
PROFESSIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Jabatan guru
merupakan jabatan profesional yang menghendaki guru harus bekerja secara
profesional.Bekerja sebagai seorang yang profesional berarti bekerja dengan
keahlian, dan keahlian hanya dapat diperoleh melalui pendidikan khusus.
Kondisi dan asas
untuk bealajar yang berhasil meliputi: persiapan sebelum mengajar, sasaran
belajar, susunan bahan ajar, perbedaan individu, motivasi, sumber pengajaran,
keikutsertaan, balikan, penguatan, latihan dan pengulangan, urutan kegiatan
belajar, penerapan, sikap mengajar, penyajian di depan kelas.
1. Kegiatan guru dalam pembelajaran
Mengutip pendapat Prof. Dr. Made Pidarta, dalam bukunya “Landasan
Kependidikan”, pendidik dapat diartikan secara luas dan sempit.Secara luas
(universal), Pidarta menyebut pendidik sebagai semua orang yang mempunyai
kewajiban mendidik anak, sedangkan dalam arti sempit (spesifik), pendidika
dikatakan sebagai orang-orang yang sengaja dipersiapkan menjadi guru atau
dosen.Dengan demikian, guru yang sudah dicetuskan sebagai tenaga pendidik yang
khusus, diharapkan memiliki profesionalitas dalam memberikan pendidikan kepada
peserta didik.Maksudnya adalah guru harus mampu memberikan pembelajaran kepada
peserta didik dengan sempurna, sesuai jabatan yang dimilikinya.
Dalam pengajaran kita perlu menyiapkan landasan bagi
pengambilan putusan secara memuaskan tentang metode pengajaran dan kegiatan
belajar yang efektif.Ini perlu untuk menjalin agar sebagian besar siswa dapat
menguasai sasaran pengajaran pada tingkat pencapaian yang dapat diterima,dalam
jangka waktu yang sesuai.Pola pembelajaran yang efektif ini melibatkan ketiga
pola yaitu penyajian di kelas,belajar mandiri,dan interaksi guru dengan
siswa.(Hamzah, 2007:42)
Menurut (Hamzah, 2007: 43) Alasan guru tidak sembarangan ketika merancang program pembelajaran yaitu:
Menurut (Hamzah, 2007: 43) Alasan guru tidak sembarangan ketika merancang program pembelajaran yaitu:
- Dari pengetahuan tentang gaya belajar,kita tahu bahwa baik metode kelompok maupun metode mandiri harus digunakan, sementara siswa lebih senang belajar dalam situasi pengajaran yang beraturan dan terpimpin.
- Kondisi dan asas belajar menyebabkan kita tanggap akan perlunya memilih metode yang memberi peluang untuk peran serta yang aktif dari pihak siswa dalam segala kegiatan belajar.
- Jika kita siap dengan menggunakan teknologi pengajaran yang baru (computer,tv dll),penekanan biasanya diberikan pada penyajian kelompok atau pada belajar mandiri. Dalam hal ini menyediakan bahan pengajaran yang cukup bagi kelompok kecil harus diperhatikan.
- Persoalan dalam keefisienan dalam menggunakan waktu guru,waktu siswa,sarana dan peralatan.
Banyak sekali kegiatan yang dapat dipilih guru dalam menyampaikan
pembelajaran.Sayangnya, tidak ada rumus sederhana untuk mencocokkan kegiatan
dengan sasaran. Ada yang dianggap baik untuk seorang pengajar atau sekelompok
siswa, bisa saja tidak memuaskan dalam situasi lain. Karenanya, Uno mengatakan
perlu adanya persiapan landasan bagi pengambilan putusan secara memuaskan
tentang metode pengajaran dan kegiatan belajar yang efektif. Beberapa pola
pembelajaran efektif tersebut, kata dia, dapat dilakukan dengan pengembangan
metode-metode mengajar dan kegiatan belajaran yang sudah umum dilakukan,
misalkan metode ceramah, berbicara dengan formal, menulis di papan tulis,
memperagakan, menggunakan bahan pandang dengar, mempersiapkan lembar kerja
siswa, menulis laporan praktikum, dan barangkali menonton film serta
menggunakan bahan pandang dengar yang lain.
1. Kondisi dan asas untuk belajar yang berhasil
Dikarenakan tugas
perancangan pengajaran adalah membantu terjadinya proses belajar,maka kita
harus menyadari dan memanfaatkan kondisi dan asas yang telah terbukti mendukung
proses belajar tersebut dengan baik.
Cara penerapan setiap kondisi dan asas belajar dalam
perencanaan pengajaran:
a.
Persiapan sebelum mengajar
Sebelum
menginjak ke materi selanjutnya ,guru sebaiknya sebelum materi disampaikan
siswa diberi soal-soal terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pelajaran yang
kemarin dimengerti.
b.
Sasaran belajar
Sebelum pokok
bahasan dilakukan sebaiknya siswa diberi informasi tentang sasaran khusus yang
harus dicapai dalam sub-sub bahasan.
c.
Susunan bahan ajar
Bahan ajar
yang disajikan kesiswa harus terdiri dari beberpapa bagian yaitu baik
sedikitnya tergantung urutan,kerumitan dan kesulitannya.
d.
Perbedaan individu
Setiap siswa
mempunyai daya serap dan kecepatan yang bebeda-beda, maka dari itu lebih baik
siswa menggunakan bahan ajar yang tepat untuk belajar.
e.
Motivasi
Seseorang belajar harus mempersyaratkan daya motivasi
dari dirinya.
f.
Sumber pengajaran
Jika bahan
ajar misalnya video dipilih dengan hati-hati dan dipadukan secara bersistem
untuk menunjang berbagai kegiatan dan program pengajaran akan terlihat dampak
yang berarti dalam prestasi siswa.
g.
Keikutsertaan
Keikutsertaan
berarti siswa ikut memberikan respons dalam pikiran mereka atau menunjukkannya
melalui kegitan jasmani,yang disisipkan secara strategis selama berlangsungnya
penyajian pengajaran atau peragaan.
h.
Balikan
Balikan
memperkuat pemahaman dan kinerja yang benar ,memberitahukan kesalahan dan memperbaiki
proses belajar yang salah.
i.
Penguatan
Tangapan yang
positif cenderung akan timbul berulang-ulang apabila siswa menghadapi suasana
yang miri atau sama.
j.
Latihan dan pengulangan
Dengan latihan
tertulis,latihan berulan-ulang dalam suasana nyata,atau latihan beruntun untuk
maksud menghafal,akan dapat mencapai tahap kelebihan belajar.Latihan menjadi
sangat efektif apabila dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
k.
Urutan kegiatan belajar
Dalam hal pengajaran harus dilakukan pelatihan dan harus
diperagakan langsung atu praktek.
l. Penerapan
Hal yang
penting dalam pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk menerapkan
ataun memindahkan apa yang telah dipelajari kepada masalah atau situasi baru.
m. Sikap mengajar
Sikap positif
yang diperlihatkan pengajar dan asisten terhadap mata ajar yang disajikan pada
siswa dan terhadap metode pengajaran yang digunakan dapat memengaruhi motivasi
dan sikap siswa terhadap program pengajaran.
n. Penyajian di depan kelas
Penyajian ini dapat
dilakukan dengan penyajian kelompok,guru dapat berbicara langsung di depan
kelas ataupun berlansung tanpa guru dengan cara slide yang diikuti rekaman
video dalam kaset.(Hamzah, 2007: 44-47)
3.
Metode penyajian
Metode pembelajaran atau strategi mengajaradalah suatu cara menyampaikan pesan yang terkandung
dalam kurikulum. Metode harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Metode pembelajaran ini, menjawab pertanyaan “how” yaitu bagaimana menyampaikan
materi atau isi kurikulum kepada siswa secara efektif. Oleh karenanya, walaupun
metode pembelajaran adalah komponen yang kecil dari perencanaan pengajaran
(instructional plan), tetapi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting
dalam proses belajar itu sendiri. Metode yang digunakan guru dalam mengajar
disekolah :
1). Metode Ceramah
Metode ceramah
yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya
metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif
dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan
daya beli dan paham siswa.Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan
fakta pada akhir perkuliahan ditutup dengan Tanya jawab antara dosen dan
mahasiswa.
Selain itu, Uno
juga memaparkan sejumlah metode penyajian dalam pembelajaran.Menurutnya, ada
metode penyajian keunggulan. Metode-metode tersebut dibaginya menjadi:
a.Ceramah atau
format penyajian lainnya yang telah dikenal dan diterima secara konvensional,
baik dari kalangan pengajar maupun siswa. Metode ini merupakan metode utama dan
kebanyakan digunakan oleh pengajar;
b.Pada umumnya
diperlukan upaya dan pemikiran, minimal untuk merencanakan penyajian ceramah,
karena pengajar sudah mengenal dan menggunakan metode penyajian model ini;
c.Ada beberapa pengajar yang merasa bahwa untuk
mempertahankan status mereka atau menambah wibawa di mata siswa, mereka
berbicara di depan kelas.
2). Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab
adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada
murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru
menjawab pertanyaan murid itu. ( Soetomo, 1993 :150 )
Metode tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran
dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa,
tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Syaiful Bahri Djamarah 2000: 107).
Metode ini dipandang lebih baik dari pada metode pembelajaran konvensional
yaitu metode ceramah. Alasannya karena metode ini dapat merangsang siswa untuk
berfikir dan berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode Tanya jawab juga
dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan
pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
3). Metode Diskusi
Muhibbin Syah (
2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat
erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim
juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama
(socialized recitation).
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah
untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan ( Killen, 1998 ). Karena
itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih
bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama
– sama. Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan
ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif
pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik
atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang
dibicarakan dalam diskusi.
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan
belajar mengajar.
• Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih
kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide - ide.
• Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran
dalam mengatasi setiap permasalahan.
• Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat
atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa
untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya :
• Sering terjadi
pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan
berbicara.
• Kadang - kadang
pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
• Memerlukan waktu
yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
• Dalam diskusi
sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung,
sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
4). Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian
tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar
siswa melakukan kegiatan belajar.Metode ini diberikan karena dirasakan bahan
pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Metode pemberian tugas
adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada
siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat
kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar,
perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
Metode Demonstrasi.
Menurut Muhibbin (2000) Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan,
baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah
(2000) Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan
sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan
pelajaran.
5). Metode Eksperimen
Metode eksperimen
menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:95) adalah cara penyajian pelajaran, di
mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang
dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang
dialaminya itu.
6). Metode Simulasi, Bermain Peran, dan Sosiodrama/Psikodrama
Metode ini
menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau
benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran
melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan
interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa
melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka
berinteraksi sesama mereka.
7). Metode Karyawisata / Widyawisata
Metode ini dmaksudkan
untuk menunjukkan kepada siswa secara langsung beberapa hal yang dipelajari di
sekolah.Seperti kunjungan Museum, Labolatorium Budaya dll.Disebutkan juga
sebagai bentuk format interaksi belajar mengajar yang di berikan kesempatan
kepada siswa untuk mempelajari, melengkapi dan memperdalam bahan pembelajaran,
dan mendapat pengalaman langsung atas objek yang di pelajari di luar kelas
pembelajaran.
8). Metode Pengajaran Unit
Dapat di artikan sebagai suatu cara belajar antara siswa
dan guru yang mengarahkan kegiatan pada pemecahan masalah yang dapat di
rumuskan secara bersama-sama. Metode ini pada dasarnya bertujuan untuk melatih
siswa memecahkan suatu permasalahan dari berbagai disiplin ilmu atau berbagai
aspek, sehingga mereka memiliki pemikiran dan pemahaman yang lebih baik.
9). Metode Penemuan ( Discovery-inquiry )
Dapat diartikan
sebagai format KBM di mana para siswa menemukan sendiri informasi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan – tujuan pembelajaran. Dalam metode ini, dapat
berupa kegiatan belajar terentang dari penemuan terbimbing ( Discovery ) sampai
ke penemuan tidak terbimbing ( inquiry ).
Tujuan dari metode
ini pada dasarnya untuk meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam
mendapatkan formasi, mengarahkan siswa sebagai pelajar seumur hidup, mengurangi
ketergantungan kepada guru, serta melatih siswa untuk mengeksplorasi dan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber informasi yang tidak habis-habisnya
digali.
Kelebihan metode penemuan
• Dapat
membangkitkan kegairahan belajar pada diri siswa
• Teknik ini
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengan kampuan masing-masing
• Teknik ini
mampu membantu siswa mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta penguasaan
ketrampilan dalam proses kognitif atau pengarahan siswa
• Siswa
memperoleh pengetahuan yang bersifat sebagai sangat pribadi atau individual
sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut
Kelemahan metode penemuan
• Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu
meningkatkan proses pengertian saja
• Teknik ini tidak memberikan kesempatan berfikir secara
kreatif
• Para siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental
• Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini kurang
berhasil
• Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan
dan pengajaran tradisional akan kecewa bila diganti dengan teknik penemuan
10). Metode Panel
Panel merupakan
sebuah bentuk diskusi yang membahas masalah umum yang bersifat lengkap, yang
terdiri dari beberapa orang yang dianggap ahli dalam bidangnya.Sekolah biasanya
dilakukan oleh sekelompok guru yang memilih topik sesuai kebutuhan pesera
didiknya.Seorang moderator diharapkan dapat memimpin, mengarahkan para panelis
sedemikian rupa sehingga kegiatan dapat diikuti dengan baik oleh pendengar.
11). Metode Simposium
Metode yang
memaparkan suatu seri pembicara dalam berbagai kelompok topik dalam bidang
metri tertentu.Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya,
setelah itu peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainya kepada
pembicara.
Sebuah simposium
hampir menyerupai panel, karena simposium harus pula terdiri atas beberapa
pembicara sedikitnya dua orang. Tetapi symposium berbeda dengan panel didalam
cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal.Seorang anggota symposium
terllebih dahulu menyiapkan pembicaraannya menurut satu titik pandangan
tertentu. Terhadap sebuah persoalan yang sama diadakan pembahasan dari berbagai
sudut pandangan dan disoroti dari titk tolak yang berbeda-beda.
12). Metode Seminar
Merupakan kegiatan
belajar sekelompok siswa untuk membahas topik, masalah tertentu.Setiap anggota
kelompok seminar dituntut agar berperan aktif dankepada mereka dibebankan
tanggungjawab untuk mendapatkan solusi dari topic, masalah yang dipecahkannya.
Guru bertindak sebagai nara sumber. Tidak jarang seminar melahirkan rekomendasi
dan resolusi.
13). Metode Forum
Suatu tempat yang
terbuka yang membicarakan suatu persoalan oleh semua orang ikut di dalamnya,
kegiatan ini biasanya bersifat informal dan singkat, sehingga sulit mengatur
pembicaraan-pembicaraan apalagi masalah yang di bahas adalah masalah yang
hangat dan peka secara emosional.
Itulah tadi Berbagai
Metode Guru Dalam Mengajar, betapa pentingnya metodologi mengajar dikuasai
oleh pendidik, dan diusahakan metodologi yang dimiliki pendidik pada saat
praktek disesuaikan dengan tipe belajar siswa, sehingga diharapkan materi yang
kita sampaikan terekam dan tercerna oleh peserta didik, dan dapat ditunjukan
oleh mereka pada sikap dan prilaku dalam kesehariannya.
4.
Belajar mandiri
Salah satu masalah
utama dalam membelajarkan siswa adalah motivasi belajar siswa yang rendah.
Banyak siswa yang belajar hanya karena ada tugas atau PR
semata. Dengan budaya belajar yang demikian maka sudah dipastika
pengetahuan yang diperoleh siswa relatif lemah dan kurang permanen. Dengan
rendahnya penguasaan materi yang telah dipelajari maka pada saat dilakukan
evaluasi banyak siswa yang prestatsi belajarnya rendah.
Kemandirian
dalam belajar oleh siswa sangat penting. Siswa yang belajar mandiri akan
mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam dan permanen. Untuk itu diperlukan
sebuah strategi yang mampu mendorong siswa untuk belajar secara mandiri.Akhir-akhir ini terdapat kecenderungan
yang dilakukan pengajar mengurangi waktu dalam menyajikan bahan ajarnya.Pengajar
mulai mencoba membiarkan siswa belajar mandiri atau berkelompok. Menurut Uno,
belajar mandiri sekarang ini memperoleh perhatian terbanyak dalam rancangan
pengajaran.
Ada sejumlah ciri program secara mandiri yang dipaparkan
Uno dalam buku ini.
1.Kegiatan untuk siswa dikembangkan secara cermat dan
rinci sehingga pengjaran dapat berlangsung dengan baik manakala bahan disusun
menjadi langkah-langkah yang terpisah dan kecil.
2.Kegiatan dan sumber pengajaran dipilih dengan hati-hati
dan memerhatikan sasaran pengjaran yang dipersyaratkan.
3.Penguasaan siswa terhadap setiap langkah harus
diperiksa sebelum ia melanjutkan ke langkah berikutnya.
4.Siswa kemudian harus segera menerima kepastian
(balikan) tentang kebenaran jawaban atau upaya lainnya.
5.Apabila muncul kesulitan, siswa mungkin mempelajari
lagi atau meminta bantuan pengajar.
Ada beberapa keunggulan menurut Uno dalam belajar mandiri
pada siswa.Di antara keungggulan-keunggulan itu disebutkan bahwa program
mandiri sengaja dirancang dengan cermat sehingga dapat memanfaatkan lebih
banyak asas belajar.Pola ini juga disebutkan dapat memberi kesempatan, baik
kepada siswa yang lamban maupun yang cepat untuk menyelesaikan pelajaran sesuai
dengan tingkat kemampuan masing-masing.Keunggulan lainnya belajar mandiri dikatakan
Uno dapat menyebabkan perhatian tercurah lebih banyak kepada siswa perseorangan
dan memberi kesempatan yang lebih luas untuk melangsungkan interaksi
antarsiswa.
Di samping keunggulan, juga disebutkan beberapa kelemahan
pada belajar mandiri.Kelemahan-kelemahan itu di antaranya memungkinkan kurang
terjadi interaksi antara pengajar dengan siswa dan antara sesama siswa. Apabila
dipakai jalur dengan langkah tetap, kemungkinan belajar mandiri akan
membosankan dan tidak menarik. Kelemahan lainnya terdapat pada metode yang
sering menuntut kerja sama dan perancanaan tim yang rinci di antara staf
pengajaryang terlibat. Strategi yang diharapkan mampu mendorong siswa untuk
belajar mandiri adalah strtegi learning
contract.
Dalam
strategi ini peserta didik membuat learning kontract atau kontrak
belajar.Langkah-langkah yang diambil dalam penerapan strategi learning
contract ini adalah, Guru meminta peserta didik memilih sebuah topik
yang kan dipelajari secara madiri. Materi
yang dipilih diharapkan materi yang sednag dipelajari. Pada langkah ini
bisa juga guru memilihkan materi yang harus dipelajar dengan pertimbangan
materi tersebut belum dikuasi oleh siswa denga baik.Siswa dibimbing untuk
membuat rencana studi secara teratutr dan terukur.Selanjutnya peserta didik
diminta membuat kontrak belajar secara tertulis yang mencakup kategori sebagai
berikut :
Topik yang dipelajariü
Pengetahuanü atau kemampuan spesifik yang akan dicapai peserta didik.
Kegiatanü belajar yang akan dikerjakan
Tanggalü penyerahan
Berikut ini contoh
kontrak yang dibuat peserta didik
A.Topik :
Menentukan Luas dan
Volum Bangun Ruang Sisi Lengkung
B. Tujuan
Pemebelajaran :
Mampu mengerjakan soal-soal berkaitan dengan menghitng luas dan volum
bangun ruang sisi lengkung (BRSL).
C.Pengetahuan
Spesifik :
· Mengingat rumus luas dan volum BRSL dengan tepat
· Menghitung luas dan volum tabung dengan benar
· Menghitung luas dan Volum kerucut dengan tepat
· Menghitung luas dan volum bola dengan tepat
· Aktivitas belajar
· Mencari buku-buku yang relevan dengan BRSL
· Merangkum rumus-rumus BRSL dan menghafal rumus-rumus tersebut.
· Berlatih mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan BRSL
· Konsultasi kepada guru berkaitan dengan soal-soal yang
dirasakan belum mampu deikrjakan.
· Merangkum soal dan penyelesaian yang telah dikerjakan.
· Menyerahkan hasil pekerjaan tersebut kepada guru.
D.Waktu Peneyerahan
Satu minggu setelah kontrak ditandatangani.
Dalam pembuatan kontrak belajar perlu diskusikan dengan
peserta didi agar peserta didik memamhami isi kontrak yang ditandatangani dan
dengan suka rela melaksnakannya.
Guru memberi masukkan sumber-sumber belajar mana yang
perlu dipelajari dan langkah-langkah yang perlu dilakuakan dalam menjalankan
kontrak belajar.Kontrak belajar dapat dibuat secara berMenurur tanggapan saya,pada dasaranya maju dan berkembangnya suatu
Negara itu sangat di pengaruhi oleh SDM nya, dan terciptanya suatu SDM yang
berkualitas ketika pengelola nya pun baik dan bekualitas, dalam hal ini yang
berperan sebagai pengelola adalah para pendidik, dan SDM nya adalah para pesert
didik, sementara sekolah merupakan pabrik tempat mengelola SDM yang berkulitas.
Tentunya untuk menjadi pendidik yang profesional diperlukan keahlian-keahlian
di bidangnya, dan mengajar yang sesuai dengan bidanya, keahlian disini dapat
berupa keahlian dalam menyusun pola pembeljaran yang baik, menarik, efektif dan
maupun efisien agar proses pembelajaran
berhasil, sehingga out put yang diciptakan dapat unggul dari Negara-negara yang
maju dan berkembang lainnya.
Guru merupakan ujung tombak
keberhasilan, jadi guru harus bekerja secara professional. Maka dari itu guru dituntut agar memiliki keahlian
mendidik yang professional. Guru harus
memerhatikan tentang metode pengajaran dan bagaimana menciptakan kegiatan
belajara yang efektif, agar siswa dapat menerima materi pelajaran dengan mudah.
Namun di Indonesia ini masih ada beberapa guru yang kurang cakap dan beum dapat
membuat pengajaran yang efektif.
Profesionaloisme guru menjadi perhatian secara global karena tugas dan
peranan guru bukan hanya memberikan informasi-informasi tentang ilmu, melainkan
juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi saat
ini.
Peningkatan profesionalisme guru di pandang perlu
utamanya melalui Reflectif Teaching.Pemilihan topic didasarkan pada
pertimbangan bahwa guru memainkan peran yang sangat penting dalam pelaksanaan
pendidikan. Hal itu karena guru
berfungsi sebagai manager dan pemimpin dalam pembelajaran, yaitu dalam bentuk
kegiatan proses belajar mengajar. Bahkan
secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa inti pendidikan terletak pada proses
pembelajarannya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang
menghendaki orang yang menjabat sebagai guru harus bekerja secara profesional.
Bekerja dengan profesional berarti harus berbuat dengan
keahlian. Oleh karena itu seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan
materi pembelajaran agar tercipta proses pembelajaran yang menarik, aktif,
efektif dan efisian. Termasuk di
dalamnya memanfaatkan bebagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin
efektifitas dan kualitas pembejaran.Selain itu, sebagai jabatan yang
professional seorang guru harus mempunyai berbagai kompetensi yang meliputi
kompetensi intelektual, kompetensi pedagogi, kompetensi sosial, dan kompetensi
kepribadian.Hal ini disebabkan karena guru dipandang sebagai ujung tombaknya
suatu kemajuan Negara. Dengan adanya guru yang prtofesional maka akan teripta
out put suatu peserta didik yang berkualitas dan baik.
Sumber :
Djam’an Satori,(No Year).ProfesiKeguruan.jakarta:PenerbitUniversitas
Terbuka.
Hamzah Uno,(2007). ProfesiKependidikan; problema,
solusi,danreformasipendidika di Indonesia.jakarta: PenerbitSinarGrafika
Offset.
Juhri AM., (1997). KepemimpinandanSuperfisiPengajarandalamTeoridanPraktek.
Bandar Lampung :GunungPesagi.
http://igfandyjayanto.blogspot.co.id/2012/12/jabatan-profesional-dan-tantangan-guru.html (diakses pada
tanggal 04 Oktober 2015, pukul 17.42 wita)
0 komentar:
Posting Komentar