Kurikulum SMK
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat
atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering
disebut juga STM (Sekolah Teknik Menengah). Di SMK terdapat banyak sekali
Program Keahlian
SMK adalah sekolah yang mencetak tenaga kerja tingkat
menengah yang ditujukan pada kebutuhan pasar kerja, dunia usaha/dunia industri.
Sedangkan seni rupa dan kerajinan merupakan program keahlian yang menjadi
spesialisasi bidang pekerjaanya. Banyak lulusan sekolah menengah seni rupa
(SMSR) yang sudah berada pada jalur usaha distro (pengusaha), Clothing, asisten
desainer, asisten pelukis, tenaga kerja di dunia industry, dll. Hal itu menjadi
pembuktian bahwa lulusan SMK bisa diandalkan. Permintaan tenaga kerja untuk
bidang industri kreatif setiap tahun mengalami peningkatan. Bahkan untuk
jurusan-jurusan tertentu permintaan tenaga kerja dari perusahaan kehabisan stok
/ tidak terlayani.
Industri kreatif adalah kegiatan yang bersumber dari
kreativitas, keahlian, dan talenta individu yang berpeluang meningkatkan
lapangan kerja melalui penciptaan dan komersialisasi kekayaan intelektual.
Khusus untuk program kerajinan, seiring dengan perkembangan dan tuntutan jaman
penamaannya diusulkan untuk diubah menjadi Desain “Produk” Kriya. Penambahan
penyebutan desain pada awal nama program, harus menjadi tekad untuk
menghasilkan anak didik yang tidak hanya mahir dalam membuat produk sebagai
pekerja/ tukang, tetapi juga mempunyai kemampuan menciptakan atau pengembangan
suatu produk menjadi bernilai lebih.
Pada awal pendiriannya SMK Seni dan Kerajinan (SMK SK)
diharapkan menjadi lembaga pelestari budaya dan menyiapkan produk “tradisi”
dalam rangka program wisata budaya. Tujuan lainnya yaitu sebagai lembaga pelaku
perubahan dan pembaharu harus menjadi tugas yang lebih utama. Mungkin hal itu
kedengarannya sangat ambisius dan terlalu idealis, tapi menjadi hal yang wajar
manakala sesuatu yang besar dilakukan dari hal-hal kecil baik secara sendiri-
sendiri maupun secara bersama-sama. Sebagai pelestari, tidak hanya terhenti
pada proses tranformasi ilmu dan keterampilan. Kalau hanya diam pada satu titik
ini, kita akan tetap menjadi bahan tontonan orang-orang bule dan terkunci
dietalase kaca dengan label mempertahankan kebudayaan. Dilain pihak kita
dipaksa harus membeli produk teknologi baru mereka -setiap hari selalu ada yang
baru- dengan alasan trend / mode.
Tugas SMK SK harus lebih ditegaskan pada posisi sebagai
pengemban dan pengembang. Pengemban bertugas sebagai lembaga pelestari budaya
bangsa yang memiliki keunggulan kompetitif dari segi keunikan. Tugas
pengembang, berfungsi sebagai agen perubahan yang mencerna pengaruh budaya luar
untuk peningkatan nilai budaya lokal supaya mampu sejajar dan bersaing dengan
produk negara lain. Di era perdagangan bebas ini, negara kita yang memiliki
jumlah penduduk ratusan juta menjadi incaran negara-negara produsen seperti
China, Jepang, Korea dan lain-lain. Hal itu merupakan potensi pasar yang sangat
menjajikan, tinggal bagaimana memanfaatkan potensi ini. Dalam hal ini SMK SK
harus didukung oleh semua pihak: masyarakat, dunia industri/usaha, termasuk
perguruan tinggi seni dan desain.
Dengan berkembangnya institusi-institusi seni baik
masyarakat maupun lembaga perguruan tinggi akan memberikan sumbangan bagi
perubahan konstalasi kesenian dan kekerajinanan ke arah kemajuan. Perguruan
tinggi sebagai penghasil desainer dan SMK SK sebagai penghasil tenaga ahli akan
menjadi sebuah kolaborasi yang mendukung perubahan tersebut. Hal penting yang
harus dilakukan dengan adanya SMK SK adalah:
1.
Kita
perlu melestarikan dan mengembangkan kebudayaan melalui generasi muda dengan
pemanfaatan lembaga yang sudah tercipta termasuk Perguruan tinggi dan SMK-SK.
2.
Perlunya
dukungan dan partisifasi dari semua pihak terhadap semua kegiatan-kegiatan SMK
SK.
3.
Pihak
lembaga SMK SK didorong untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya mahir pada
tingkat operator tetapi juga pada tingakat manajer bahkan fighter melalui
berbagai dukungan baik moral maupun moril.
4.
Kita
harus yakin industri kreatif akan mampu memecahkan permasalahan lapangan kerja,
bahkan bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Hari ini SMKN 14 Bandung
berulang tahun, Selamat Ulang Tahun semoga tambah maju dan terus diminati.
Dari penjelasan di atas lulusan SMK memiliki tugas yang
cukup berat. Kurikulum pendidikan yang disediakan untuk SMK yakni :
Standar
kompetensi
|
Kompetensi
dasar
|
|
1.1 Mengidentifikasi keunikan
gagasan dan teknik dalam
karya seni rupa terapan
1.2. Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan
dan teknik dalam karya seni rupa
terapan di wilayah Nusantara
|
|
2.1 Mendiskusikan karya seni rupa
terapan yang memanfaatkan
berbagai teknik dan corak
2.1 Melaporkan pengamatan terhadap
karya seni rupa terapan yang memanfaatkan teknik dan corak di wilayah
Nusantara
|
Pada dasarnya kurikulum SMK tidak jauh berbeda dengan
kurikulum yang ada di SMA. Padahal SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan
sekolah yang disiapkan untuk memiliki skill dan keterampilan pada setiap
tamatannya agar mampu memenuhi kebutuhan ketenagakerjaan dibidangnya. Berbeda
dengan SMA biasa yang orientasi tamatannya ialah perguruan tinggi atau
pendidikan tinggi. Oleh karena itu, seharusnya kurikulum di SMK lebih
menekankan pada ilmu – ilmu yang berkaitan dengan market atau pasar.
Kita sebagai calon pendidik seharusnya bisa menempatkan dan
memprogram proses perencanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan sekolah tempat
mengabdi agar siswa dan lulusan sekolah tersebut mampu memenuhi tujuan, visi
dan misi sekolah tersebut. Oleh karenanya, pemahaman tentang kebutuhan siswanya
sangat penting bagi guru untuk menentukan apa yang seharusnya diberikan kepada
siswanya.
Sumber.
https://mustafatope.files.wordpress.com/2011/01/silabus-seni-budaya-smk-mak.pdf
(di
unduh pada hari Rabu, 02 Desember 2015, pukul 19.00 wita)
https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_menengah_kejuruan
(diakses
pada hari Rabu, 02 Desembar 2015, pukul 19.00 wita)
http://www.kompasiana.com/wawan_smsr/smk-seni-rupa-dan-kerajinan-vs-industri-kreatif_55208b54a33311b04646cfe3
(diakses
pada hari Rabu, 02 Desembar 2015, pukul 19.00 wita)
0 komentar:
Posting Komentar