Perkembangan Seni Rupa
Anak Sekolah Dasar
PERKEMBANGAN SENI RUPA
ANAK-ANAK
I. Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Tahap-tahap perkembangan
menggambar/seni rupa secara
garis besar dapat dibedakan dua
tahap karakteristik, yaitu kelas I sampai dengan kelas III ditandai dengan
kuatnya daya
fantasi-imajinasi, sedangkan kelas
IV sampai dengan kelas VI ditandai dengan mulai berfungsinya kekuatan
rasio.
Ada
dua cara untuk memahami perkembangan seni
rupa anak-anak. Pertama, mengkaji
teori-teori yang berkaitan
dengan perkembangan seni rupa
anak menurut para ahli. Kedua,
mengamati dan mengkaji karya anak secara langsung. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengumpulkan karya anak
berdasarkan rentang usia yang relevan dengan teori yang
telah kita pelajari.
II. Periodisasi Perkembangan Seni Rupa anak-anak
Periodisasi masa
perkembangan seni rupa anak
menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain dalam: Creative
and Mental Growth adalah
(1) Masa mencoreng
(scribbling) :
2-4 tahun
(2) Masa Prabagan
(preschematic) :
4-7 tahun
(3) Masa Bagan
(schematic period) :
7-9 tahun
(4) Masa Realisme
Awal (Dawning Realism) : 9-12 tahun
(5) Masa Naturalisme
Semu (Pseudo Naturalistic) :
12-14 tahun
(6) Masa Penentuan
(Period of Decision) :
14-17 tahun.
Penjelasan periodisasi
perkembangan seni rupa anak diatas adalah sebagai berikut:
1. Masa
Mencoreng (scribbling) : 2-4 tahun
Periode ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: 1) corengan tak beraturan,
2) corengan terkendali, dan 3) corengan bernama.
Ciri gambar yang dihasilkan anak pada tahap corengan tak beraturan adalah bentuk
gembar yang sembarang,
mencoreng tanpa melihat
ke kertas, belum
dapat membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang
tinggi.
Corengan terkendali
ditandai dengan kemampuan
anak menemukan kendali
visualnya terhadap coretan
yang dibuatnya. Hal
ini tercipta dengan
telah adanya kerjasama antara
koordiani antara perkembangan
visual dengan perkembamngan motorik. Hal
ini terbukti dengan
adanya pengulangan coretan
garis baik yang
horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
Corengan bernama
merupakan tahap akhir
masa coreng moreng.
Biasanya terjadi menjelang usia
3-4 tahun, sejalan
dengan perkembangan bahasanya
anak mulai mengontrol
goresannya bahkan telah
memberinya nama, misalnya:
“rumah”, “mobil”, “kuda”.
2. Masa
Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun
Objek yang
digambarkan anak biasanya berupa
gambar kepala-berkaki. Sebuah
lingkaran yang menggambarkan kepala kemudian pada bagian
bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri
yang menarik lainnya
pada tahap ini
yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar
geometris untuk memberi
kesan objek dari
dunia sekitarnya. Koordinasi tangan
lebih berkembang. Aspek
warna belum ada
hubungan tertentu dengan objek,
orang bisa saja
berwarna biru, merah,
coklat atau warna
lain yang disenanginya.
Penempatan dan ukuran
objek bersifat subjektif,
didasarkan kepada kepentingannya.
Ini dinamakan dengan
“perspektif batin”.
3. Masa
Bagan (schematic period) : 7-9 tahun
Konsep bentuk mulai
tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar masih
tetap berkesan datar
dan berputar atau
rebah (tampak pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan
yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian kiri
rebah ke kiri,
bagian kanan rebah
ke kanan). Pada
perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis
pijak (base line). Penafsiran ruang bersifat
subjektif, tampak pada
gambar “tembus pandang” (contoh: digambarkan
orang makan di
ruangan, seakan-akan dinding
terbuat dari kaca). Gejala
ini disebut dengan
idioplastis (gambar terawang,
tembus pandang). Misalnya gambar
sebuah rumah yang seolah-olah
terbuat dari kaca
bening, hingga seluruh isi di
dalam rumah kelihatan dengan jelas.
4. Masa
Realisme Awal (Dawning Realism) : 9-12 tahun
karya anak
lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul,
namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek
dalam lingkungan. Perhatian
kepada objek sudah
mulai rinci. Dalam menggambarkan
objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai
sepenuhnya. Pemahaman warna
sudah mulai disadari. Penguasan konsep ruang mulai
dikenalnya sehingga letak objek
tidak lagi bertumpu pada
garis dasar, melainkan
pada bidang dasar
sehingga mulai ditemukan garis
horizon. Selain dikenalnya
warna dan ruang,
penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai
dikenal pada periode ini. Ada
perbedaan kesenangan umum,
misalnya: anak laki-laki
lebih senang kepada menggambarkan
kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga.
5. Masa
Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun
Pada masa
naturalisme semu, kemampuan
berfikir abstrak serta
kesadaran sosialnya makin berkembang.
Perhatian kepada seni
mulai kritis, bahkan
terhadap karyanya sendiri. Pengamatan
kepada objek lebih
rinci.
6. Masa Penentuan (Period of Decision) :
14-17 tahun.
Pada periode
ini tumbuh kesadaran
akan kemampuan diri.
Perbedaan tipe individual makin
tampak. Anak yang
berbakat cenderung akan
melanjutkan kegiatannya dengan rasa
senang, tetapi yang
merasa tidak berbakat
akan meninggalkan kegiatan seni
rupa, apalagi tanpa
bimbingan. Dalam hal
ini peranan guru banyak menentukan,
terutama dalam meyakinkan
bahwa keterlibatan manusia dengan seni
akan berlangsung terus
dalam kehidupan.
Menurut penelitian
Cyril Burt hasil gambar karya anak-anak usia :
Usia
|
Perkembangan
Menggambar
|
Usia
2 th
|
goresan
tak terarah dalam menggores dengan goresan lurus, membusur dengan arah
sembarang seperti horisontal, vertikal atau diagonal.
|
Usia
3 th
|
goresan
terarah dalam menggores yang berupa goresan melingkar atau spiral.
|
Usia
4 th
|
goresan
intuitif yakni goresan dengan bentuk tertentu yang diperoleh secara
kebetulan.
|
Usia
5 th
|
Goresan
lokalisasi ialah goresan melingkar, vertikal, horisontal dan diagonal dibuat
mengelompok pada salah satu bidang gambar, seperti bidang samping kiri,
kanan, atas atau bawah
|
Usia
6th
|
masa
simbolisme deskriptif, seorang anak menamai gambarnya, meskipun tidak mirip
dengan bentuk aslinya.
|
Usia
7-8 th
|
merupakan
masa realisme deskriptif. Pada usia ini anak merasakan adanya kenyataan nyata
dari apa yang dilihat, tetapi belum mampu mengungkapkan dengan cara yang
benar. Kenyataan itu ialah segala benda dan machluk hidup keberadaannya dalam
ruang dan kedalaman.
|
Usia
9-10 th
|
masa
visual realisme, dimana anak mampu menggambar bentuk dan warna obyek
cenderung mirip aslinya., meskipun bila diamati dengan cermat masih banyak
ditemukan bagian-bagian gambar yang tidak mirip dengan obyek aslinya.
|
Usia
11 – 14 th
|
merupakan
masa perwujudan dengan ciri-ciri umum dengan gambar yang dibuat jauh lebih
mirip dengan obyek aslinya., meskipun dengan proporsi yang tidak tepat dengan
obyek aslinya.
|
Usia
15 -17 th
|
adalah
masa revival, yakni masa anak mencoba menggambar untuk menghidupkan kembali
obyek yang pernah dilihatnya. Ciri umum ialah pengungkapan dimensi ruang dan
kedalaman menjadi usaha serius, misalnya dengan memperhatikan terang gelapnya
obyek jika ditimpa cahaya dari arah sudut tertentu. Cara lain dengan
menggambar benda dengan metode perspektif paralel seperti metode isometri,
dimetri atau kavalier. Beberapa anak bahkan mampu menggambar obyek dengan
metode menggambar perspektif dengan satu titik lenyap, dua titik lenyap pada
garis cakrawala.
|
2. Italo L, de
Francesco
Usia/
Tahapan
|
Perkembangan
Menggambar
|
Tahap
manipulatif ( usia 2th – 6 th)
|
Merupakan
tahap menggunakan alat-gambar agar menjadi mahir. Hasil gambar berupa
corengan dan simbol deskriptif berdasarkan perkembangan menggambar dari
Cyrill Burt.
|
Masa
pra simbolik dan simbolik (usia 7 th – 10 th)
|
Hasil
gambar pada usia ini mirip dengan gambar anak masa realisme deskriptif (7 th-
8 th ), dan visual realisme ( 9 th- 10 th) dari Cyril Burt.
|
Masa
awal realisme (usia 11 th – 13 th)
|
Hasil
gambar mirip pola perwujudan menurut pendapat Cyril Burt
|
Masa
realisme proyektif (usia 14 th- 15 th)
|
Hasil
gambar merupakan campuran masa perwujudan dan revival dari Cyril Burt.
|
Masa
realisme analistis ( usia 16 th- 17 th).
|
Hasil
gambar mirip tahap menggambar masa revival dari Cyril Burt.
|
TIPE GAMBAR ANAK-ANAK
Keberhasilan
karya gambar buatan anak ditentukan oleh orisinalitas gambar yang sesuai dengan
dunia anak-anak menurut perkembangan usianya.
Berdasarkan
bentuk, dikenal beberapa tipe gambar, yakni tipe visual, tipe haptik, dan tipe
campuran. Gambar anak tipe visual, hasil menggambar mirip dengan obyek aslinya.
Gambar anak tipe haptik, obyek yang digambar hanya yang menarik minat atau
perasaannya, hasilnya berupa gambar yang tidak mirip dengan obyek aslinya.
Kebanyakan gambar anak-anak berupa campuran yakni dengan ciri-ciri visual dan
haptik.
Sumber
http://sitirohmaniyah-nia.blogspot.co.id/2014/05/perkembangan-seni-rupa-anak-sekolah.html
(diakses pada hari Minggu, 13 Desember 2015, pukul 00.00 wita)
0 komentar:
Posting Komentar