tugas 7 Perkembangan Peserta Didik (tanda hadir perkuliahan)





Menganalisis Gambar Anak Berdasarkan Tingkat Usia Anak Dalam Seni Rupa

Pengelompokan periodisasi karya seni rupa anak dimaksudkan agar kita mudah mengenali karakteristik perkembangan anak berdasarkan usianya. Dalam mengungkapkan gagasannya, anak masih memandang gambar sebagai satu ungkapan keseluruhan. Hal ini belum tampak bagian demi bagian secara rinci. Yang tampak hanyalah bagian-bagian kecil yang menarik perhatian, terutama yang menyentuh perasaan dan keinginannya.
Periodisai menurut Cyrl Burt (Lowenfeld, 1975: 118-119) Membagi periodisasi gambar menjadi tuju tingkatan, yaitu:
Masa mencoreng                     : 2 - 3 tahun
Masa garis                               : 4 tahun
Masa simbolisme deskriptif    : 5 - 6 tahun
Masa realisme deskriftif          : 7 - 8 tahun
Masa realisme visual               : 9 - 10 tahun
Masa represi                            : 10 – 14 tahun
Masa pemunculan artistic        : masa adolesen

Beikut beberapa analisis gambar yang sudah saya analisis berdasarkan pembagian periode  masa seni rupa anak.





Karya Agus, usia 5 tahun

Menurut periode usia Agus  termasuk anak pada masa simbolisme deskriptif, artinya seorang anak menamai gambarnya, meskipun tidak mirip dengan bentuk aslinya. Pada masa ini anak sudah mengenal bentuk lebih banyak dan perkembangan motoriknya juga semakin bagus perpaduan antara visual dan motrik akan berpengaruh dalam karyanya di masa ini. Gambar yang dihasilkan sudah menunjukkan keseriusan dalam usaha mencapai bentuk-bentuk tertentu. Tapi gambar masih tetap berkesan datar dan belum bisa mengukur perbandingan ukuran objek satu dengan yang lainnya. Masa ini biasanya terjadi usia 5 sampai 6 tahun Pada perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line). Hasil karya anak-anak itu disebutnya gambar fisioplastik. Anak yang belum berumur 8 tahun belum mampu menggambar apa yang dilihatnya tetapi mereka menggambar maenurut apa yang sedang dipikirkannya. Hasil karya mereka itu disebut gambar ideoplastik.
Menurut saya karya Agus ini sudah bagus untuk seusianya. Dia sudah mampu menguasai ruang sehingga komposisi yang dihasilkannya sudah bagus. Masa goresan tampaknya masih muncul dalam karya Agusini. Masa goresan atau goresan lokalisasi sering kita lihat ketika anak berusia 4 tahun. Masa goresan lokalisasi ialah dimana karya anak lebih menggambarkan yang bersifat geometris, seperti goresan melingkar, vertikal, horisontal dan diagonal dibuat mengelompok pada salah satu bidang gambar, seperti bidang samping kiri, kanan, atas atau bawah.
Nampak jelas sekali dalam karya Agus ini, banyak sekali nampak goresan garis, seperti garis vertical, horizontal, lingkaran, dan lain sebagainya. Namun garis-garis yang dibuat oleh Agus sangat ekspresif sekali. Tidak ada pengulagan dalam menggores garis tersebut.
Menurut pengakuannya, karya Agus ini menggambarkan ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh merupakan salah satu tradisi tahunan yang ada di Bali. Dengan demikian, Agus sudah dipengaruhin oleh lingkungan dan menuangkannya diatas kertas. Selain goresannya yang ekspresif, Agus sudah mampu membuat karakter wajah ogoh-ogoh yang seram. Meskipun garisnya sederhana tapi sudah mengena, seperti halnya emotikon-emotikon yang kerap digunakan pada handphone.    





Karya Putu Putri Lestari, usia 9 tahun

Menurut periode usia Imam termasuk anak pada realisme visual artinya pada usia anak antara 9 sampai 10 tahun anak mulai memiliki kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci. Tampak jelas perbedaan anak-anak bertipe haptic dengan tipe visual. Tipe visual memperlihatkan kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan lingkungan, dengan fokus pada hal-hal yang menarik perhatiannya. Penguasaan rasa perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh objek lebih meningkat. Tipe haptic memperlihatkan tanggapan keruangan dan objek secara subjektif, lebih banyak menggunakan perasaannya. Gambar-gambar gaya kartun banyak digemari. Ada sesuatu yang unik pada masa ini, di mana pada satu sisi anak ekspresi kreatifnya sedang muncul sementara kemampuan intelektualnya berkembang dengan sangat pesatnya. Sebagai akibatnya, rasio anak seakan-akan menjadi penghambat, Kekawatiaran tentang penilaian orang tentang karyanya mulai tumbuh sehingga akibatnya mereka cenderung malu memperlihatkan karyanya.
Menurut saya, karya Putu Putri ini tergolong tipe visual, yaitu lebih memperlihatkan kesadaran ruang, rasa jarak dan lingkungan. Karya putri ini menggambarkan pelangi. Dalam karya ini, kesadaran akan ruang, putri sudah mampu menguasai bidang gambar sehingga kertas yang digambar terisi penuh. Selain itu komposisi penggambaran sudah cukup bagus. Kesadaran akan jarak sudah diterapkan dalam karya putri ini, terlihat adanya jarak atau batas dari warna yang satu dengan yang lainnya, sehingga warna yang dihasilkan menjadi seirama. Menurut pengakuan dari Putri, ia mengetahui warna-warna pelangi dari guru seni budaya di Sekolah Dasarnya. Dengan demikian tingkat usia dan pengetahuan sangat berpengaruh dalam karya anak. Selain itu sebutan ME,JI,KU,HI,BI,NI,U ini kerap digunakan dalam permainan di sekolahya. Sehingga kesadaran akan lingkungan juga masuk dalam karya ini.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat kita semua.



























sumber
foto diambil dari camera nikon d3100 dan hp blackberry 9330
Santrock, John W, 2007, Perkembangan Anak, edisi kesebelas,Penerbit Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar